Pada umumnya, organisasi hanya menilai kinerja mereka berdasarkan
aspek keuangan. Sedangkan faktor penggunaan teknologi dan sistem informasi,
penerapan budaya organisasi dan sistem manajemen mutu seringkali diabaikan. Teknologi
Informasi (TI) adalah faktor yang sangat mendukung dalam penerapan sistem
informasi yang merupakan suatu solusi organisasi dan manajemen untuk memecahkan
permasalahan manajemen yang timbul. Menuju era globalisasi para pimpinan
organisasi dalam pengambilan keputusan (decision making) tertentu untuk
pengembangan solusi yang baru maupun perubahannya akan digantikan oleh peranan
Sistem Informasi (SI) yang didukung oleh TI yang tepat guna. Salah satu modal
yang harus ditingkatkan untuk menghadapi hal tersebut adalah efektifitas
pemanfaatan TI.
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu pengaturan orang-orang
secara sengaja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Rumah sakit di mana pasien
dirawat, peguruan tinggi tempat mahasiswa menuntut ilmu, bank tempat nasabah
menabung, dan negara atau daerah tempat masyarakat tinggal merupakan bentuk
dari organisasi yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan
dilakukan dan cara para pegawai berperilaku. Sebagai ilustrasi, orang bisa saja
sangat mampu dan efisien tanpa tergantung pada orang lain, tetapi perilakunya
tidak sesuai dengan budaya organisasi. Dengan demikian, organisasi pasti
memiliki budaya, dan budaya tersebut akan menentukan organisasi tersebut akan
bisa sukses dalam jangka panjang atau tidak.
Begitu pentingnya budaya dalam organisasi sehingga banyak
organisasi akhir-akhir ini telah mengakui dan menyadari bahwa budaya dapat memberikan
warna tersendiri dalam hubungan antar anggota di dalam organisasi. Budaya juga
dipandang sebagai variabel independen yang mempengaruhi perilaku anggota guna meningkatkan
kinerja mereka dan organisasi. Jika budaya itu telah melembaga di dalam
organisasi, maka pengorganisasi dan pengendalian atas anggota-anggotanya akan
lebih mudah untuk dikontrol sebagaimana individu mengontrol dirinya sendiri.
Sumber:
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/postgraduate/information-system/Sistem%20Informasi%20Bisnis/Artikel_92206033.pdf
- Rabu 20 Juni 2012 – 10.05
A.
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya dan/atau kebudayaan yang hanya
terdapat dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan/atau makhluk
budaya. Dengan kata lain kebudayaan hanya terdapat dalam kehidupan sosial atau
kehidupan bersama dalam kebersamaan yang disebut masyarakat. Dalam
kenya-taannya tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan
diluar sebuah masyarakat. Sehubungan dengan itu Edgar Schein dalam Fred Luthans
(2006:124) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah: Pola asumsi dasar
diciptakan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat mereka menyesuaikan
diri dengan masalah-masalah eksternal dan integrasi internal yang telah bekerja
cukup baik serta dianggap berharga, dan karena itu diajarkan pada anggota baru
sebagai cara yang benar untuk menyadari, berpikir dan merasakan hubungan dengan
masalah tersebut.
Sutrisno (2010 ; 2) mendefinisikan budaya organisasi sebagai perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs) atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Menurut Kreitner dan Kinicki (2001) dalam Sudarmanto (2009; 116) bahwa budaya organisasi merupakan bagian nilai-nilai dan kepercayaan yang mendasari/ menjadi identitas perusa-haan/organisasi.
Robbin (2007; 62) menyatakan bahwa budaya itu adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar cara mereka bertindak satu terhadap yang lain dan terhadap orang luar.
Mangkunegara A.P. (2008; 113) dapat mendefinisikan bahwa pengertian organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Menurut Hofstede (1991) pengertian budaya organisasi adalah : “Budaya organisasi adalah apa persepsi para pekerja dan bagaimana persepsi tersebut membentuk pola-pola kepercayaan, nilai-nilai dan ekspektasi-ekspektasi”. Sedangkan menurut Greiner et al., (1995) menyebutkan bahwa : “budaya organisasi merupakan suatu pola dari nilai-nilai, keyakinankeyakinan, kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki dan dipegang bersama serta diadopsi oleh orang-orang yang membentuk suatu organisasi”.
Dari berbagai definisi tersebut pada prinsipnya budaya organisasi merupakan nilai, anggapan, asumsi, sikap dan norma perilaku yang telah melembaga kemudian mewujud dalam penampilan, sikap dan tindakan, sehingga menjadi identitas dari organisasi tertentu.
Sutrisno (2010 ; 2) mendefinisikan budaya organisasi sebagai perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs) atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Menurut Kreitner dan Kinicki (2001) dalam Sudarmanto (2009; 116) bahwa budaya organisasi merupakan bagian nilai-nilai dan kepercayaan yang mendasari/ menjadi identitas perusa-haan/organisasi.
Robbin (2007; 62) menyatakan bahwa budaya itu adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar cara mereka bertindak satu terhadap yang lain dan terhadap orang luar.
Mangkunegara A.P. (2008; 113) dapat mendefinisikan bahwa pengertian organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Menurut Hofstede (1991) pengertian budaya organisasi adalah : “Budaya organisasi adalah apa persepsi para pekerja dan bagaimana persepsi tersebut membentuk pola-pola kepercayaan, nilai-nilai dan ekspektasi-ekspektasi”. Sedangkan menurut Greiner et al., (1995) menyebutkan bahwa : “budaya organisasi merupakan suatu pola dari nilai-nilai, keyakinankeyakinan, kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki dan dipegang bersama serta diadopsi oleh orang-orang yang membentuk suatu organisasi”.
Dari berbagai definisi tersebut pada prinsipnya budaya organisasi merupakan nilai, anggapan, asumsi, sikap dan norma perilaku yang telah melembaga kemudian mewujud dalam penampilan, sikap dan tindakan, sehingga menjadi identitas dari organisasi tertentu.
Sumber:
-
http://selalucintaindonesia.wordpress.com/2012/06/14/pengaruh-teknologi-terhadap-budaya-organisasi/
- Rabu 20 juni 2012 – 10.22
-
http://astrigustiningtyass.blogspot.com/2012/06/pengaruh-teknologi-terhadap-budaya.html
- Rabu 20 juni 2012 – 10.26
- Fungsi
Budaya Organisasi
Kesinambungan
organisasi sangat tergantung pada budaya yang dimiliki. Susanto (1997)
mengemukakan bahwa budaya perusahaan dapat dimanfaatkan sebagai daya saing
andalan organisasi dalam menjawab tantangan dan perubahan. Budaya organisasi
pun dapat berfungsi sebagai rantai pengikat dalam proses menyamakan persepsi
atau arah pandang anggota terhadap suatu permasalahan, sehingga akan menjadi
satu kekuatan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Budaya memiliki
beberapa fungsi didalam suatu organisasi, yaitu:
1. budaya memiliki suatu peran batas-batas
penentu; yaitu, budaya menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan
organisasi yang lain.
2. budaya berfungsi untuk menyampaikan rasa
identitas kepada anggota-anggota organisasi.
3. budaya mempermudah penerusan komitmen hingga
mencapai batasan yang lebih luas, melebihi batasan ketertarikan individu.
4. budaya mendorong stabilitas sistem sosial.
Budaya merupakan suatu ikatan sosial yang membantu mengikat kebersamaan
organisasi dengan menyediakan standar-standar yang sesuai mengenai apa yang
harus dikatakan dan dilakukan karyawan.
5. budaya bertugas sebagai pembentuk rasa dan
mekanisme pengendalian yang memberikan panduan dan bentuk perilaku serta sikap
karyawan.
Sumber :
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/manfaat-budaya-organisasi.html
- Rabu 20 juni 2012 – 10.40
http://selalucintaindonesia.wordpress.com/2012/06/14/pengaruh-teknologi-terhadap-budaya-organisasi/
- Rabu 20 juni 2012 – 10.46
B. Pengaruh Teknologi Terhadap
Kreatifitas Individu dan Team
Saat ini penerapan
teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam individu, organisasi maupun
dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan
Teknologi Informasi Perusahaan dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem
holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan
kekuatan sumber dayayang dimiliki. Dalam penerapannya rencana strategis
TeknologiInformasi senantiasa diselaraskan dengan Rencana Perusahaan,
agarsetiap penerapan Teknologi Informasi dapat memberikan nilai bagi
Perusahaan. Mengacu kepada Arsitektur Teknologi Informasi Perusahaan
pembangunan, penerapan Teknologi Informasi yang dilakukan dikategorikan sebagai
berikut :
- Aplikasi Teknologi Informasi yang menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada di dalam Perusahaan antara lain sistem operasi, basis data, network management dan lain-lain.
- Aplikasi yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi Teknologi Informasi yang dipergunakan untuk berbagai urusan utilisasi sumber daya Perusahaan anatara lain sistem penggajian, sistem akuntansi & keuangan dan lain-lain.
- Aplikasi Teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifikPerusahaan terutama yang berkaitan dengan proses penciptaan produk/jasa yang ditawarkan Perusahaan antara lain Aplikasi Properti, Aplikasi Forwarding dan Aplikasi Pergudangan.
Departemen IT sering
kali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang hanya bisa
menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal inilah yang kadang menjadi
problematika tersendiri bagi departemen IT di perusahaan. Terkadang banyak
perusahaan memandang sebelah mata akan peran IT dalam menunjang proses di
Perusahaan tersebut, memang belum banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur seberapa besar IT berperan atau ikut andil dalam memajukan perusahaan
?
Beberapa penerapan
dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain dalam perusahaan, dunia
bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan. Dan yang akan dibahas
disini adalah khusus penerapan Teknologi Infromasi dan Komunikasi dalam
Perusahaan.
Penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi
waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan
teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan
Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat
lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan, cara lama kebanyakan
Untuk dapat mengetahui
andil departemen IT di perusahaan adalah dengan mengetahui keuntungan-keuntungan
penerapan teknologi IT di perusahaan tersebut, misalnya :
1. Yang tadinya manual
menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga kerjanya, biaya
untuk kertas, alat tulis, dll.
2. Waktu mengerjakan
yang lebih cepat dengan adanya IT. Sebab dengan IT ini akan memperbendek rantai
birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan IT hanya butuh waktu 1
hari. Apabila waktu tadi kita konversikan ke biaya maka akan mendapatkan
penghematan sekian rupiah.
3. Pengambilan
keputusan yang lebih cepat, karena dengan IT maka data yang dibutuhkan dapat
diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan perusahaan menjadi
lebih kompetitif. Sebab dampaknya akan sangat besar bisa jadi karena
pengambilan keputusan yang lambat sebuah perusahaan akan kehilangan banyak
order.
4. Dengan penerapan
teknologi IT kita akan dapat menghemat baiaya promosi dan pemasaran, karena
promosi lewat web site akan sangat murah dan konsumen dapat melihat profil
perusahaan dari mana saja diseluruh dunia.
5. Dengan IT maka
sistem akan dapat terintegrasi disemua kantor atau perusahaan sehingga hal ini
akan dapat meningkatkan kecepatan dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen
akan dengan cepat mengetahui kondisi perusahaannya tanpa harus berkunjung ke
kantor cabang yang jauh dan memakan biaya transportasi.
Jadi sebenarnya
penerapan IT ini akan sangat menghemat biaya di semua aspek, baik tenaga kerja,
proses, pemasaran, maupun manajemen. Dan penerapan IT ini juga akan dapat
mempercepat kemajuan perusahaan, dengan semain meningkatnya margin perusahaan.
Untuk mengetahui
secara pasti berapa keuntungan yang dihasilkan oleh IT maka Anda dapat
menghitungnya dari penghematan-penghematan yang dihasilkan perusahaan Anda
sebagai imbas dari penerapan IT dikonversikan ke Rupiah, dan kemajuan-kemajuan
yang dicapai perusahaan anda dari penerapan IT ini, maka akan muncul angka yang
cukup signifikan.
Sistem Informasi
secara umum mempunyai beebrapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai
berikut:
1. Minimize risk
Setiap bisnis memiliki
risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan. Pada umumnya risiko
berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain
yang berada diluar control perusahaan.. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah
tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti
forecasting, financial advisory, planning expert
dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu
perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk
membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.
2. Reduce costs
Peranan teknologi
informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya
operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang
ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan
operasional yaitu:
· Eleminasi
proses
Implementasi berbagai
komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi
proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan
fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
· Simplifikasi
proses
Berbagai proses yang
panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan
mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat
dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan
order.
· Integrasi
proses
Teknologi informasi
juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga
terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan
pelanggan juga).
· Otomatisasi
proses
Mengubah proses manual
menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi.
3. Add Value
Peranan selanjutnya
dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan
perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan
pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan
tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
4. Create new
realities
Perkembangan teknologi
informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet telah mampu
menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya.
Berbagai konsep e-business semacan e-commerce, e-procurement,
e-customer, e-loyalty, dan lain-lainnya pada
dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era
globalisasi informasi.
Bagi beberapa
perusahaan, sebuah strategi IT tidak selalu pada kasus yang formal. Walaupun
dinamakan perencanaan Sistem Informasi (IS) “Strategic”, arsitektur
aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari standar
pengembangan dan pelaporan, semuanya disajikan dengan rencana, proses dan
kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak ada acuan atau philosofi untuk
kegunaan teknologi di perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang
signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan dan
dapat dikerjakan dengan mudah.
Dalam lingkungan
konvensional, hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan manfaat
penggunaan IT dikembangkan melalui beberapa lapisan; dari perencanaan, analisa
dan perancangan. Dapat dipahami bila pada ligkungan sseperti ini IT memiliki
pengaruh yang kecil terhadap strategi kompetitif perusahaan. Sejalan dengan
semakin luasnya pemanfaatan IT di lingkungan bisnis, semakin terlihat tidak ada
lagi pemisahan antara IT dan Strategi kompetitif perusahaan, karena semua
strategi kompetitif harus memiliki IT sama halnya dengan memiliki marketing,
produsen dan keuangan.
Strategi IT membantu
manager untuk mendefinisikan batasan pembuatan keputusan untuk tindakan
berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam menentukan tindakan untuk
dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara Strategi IT dan
perencanaan IT. Strategi IT merupakan kumpulan prioritas yang menguasai
pembuatan keputusan bagi user dan proses data profesional. Hal itu merupakan
bentuk aturan framework untuk kegunaan IT dalam perusahaan, dan menjelaskan
bagaimana seorang eksekutif senior pada perusahaan akan berhubungan pada
infrastruktur IT. Perencanaan IT pada hal lain, memfokuskan pada pelaksanaan
dari Strategi IT.
Perencanaan Strategis
Sistem Informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target
terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen dan
menolong untuk memaksimalkan hasil dari investasi pada bidang teknologi
informasi. Sebuah sistem informasi yang dibuat berdasarkan Perancangan
Startegis Sistem Informasi yang baik, akan membantu sebuah organisasi dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan rencana bisnisnya dan merealisasikan
pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini, penerapan dari teknologi informasi
untuk menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif
untuk meningkatkan performa bisnis.
Strategi TI diperlukan
untuk
• Pengetahuan mengenai
teknologi baru
• Dilibatkan dalam
perencanaan taktis dan strategis
• Dibahas dalam
diskusi perusahaan
• Memahami kelebihan
dan kekurangan teknologi
Dengan semakin
berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka menuntut
manajemen SI/TI untuk menghasilkan Sistem Informasi yang layak dan mendukung
kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen
SI/TI. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya Perancangan Strategis
Sistem Informasi untuk memenuhi tuntutan menghasilkan SI yang mendukung
kegiatan bisnis suatu organisasi. Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia
bisnis, peningkatan Perencanaan Strategis Sistem Informasi menjadi tantangan
serius bagi pihak manajemen SI/TI.
SI/TI sebagai Enabler,
Organisasi/perusahaan dituntut untuk mengaplikasikan teknologi bukan hanya untuk
menjaga eksistensi bisnisnya melainkan juga untuk menciptakan peluang dalam
persaingan. Pemahaman mengenai peran pengembangan teknologi dan sistem
informasi diperlukan untuk mengelola teknologi dan sistem informasi dalam
organisasi itu sendiri.
IT mendukung
perusahaan/organisasi di level
• Strategik
Relevan dengan target
pencapaian jangka panjang dan bisnis secara keseluruhan
• Taktis
Diperlukan untuk
mencapai rencana dan tujuan strategis dalam rangka melakukan perubahan menuju
sukses
• Operasional
Proses dan aksi yang
harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga kinerja
Sumber:
http://selalucintaindonesia.wordpress.com/2012/06/14/pengaruh-teknologi-terhadap-budaya-organisasi/
- Rabu 20 Juni 2012 – 11.46