Kamis, 26 Juni 2014

Gaya Hidup dan Kematangan Emosi Pengaruhi Sikap Atlet di Lapangan

Jakarta, Luis Suarez baru-baru ini menggemparkan dunia sepak bola setelah tingkahnya menggigit lawan pada piala dunia 2014 saat timnya Uruguay melawan Italia, Selasa (23/6/2014).

Sikap tidak profesional pada atlet internasional tidak hanya ditampilkan oleh Suarez, pemain bola lain yang tidak kalah kontroversialnya seperti Mario Balotelli juga menampilkan sikap yang tidak sesuai untuk kelasnya.

Balloteli mengundang kontroversi karena sikapnya bermain di lapangan hijau seringkali diwarnai emosi. Balloteli beberapa kali dalam permainannya tertangkap kamera meluapkan emosi terutama pada wasit. Salah satu insiden Balotelli yang terkenal adalah pada saat dirinya membuka baju pada pertandingan Italia melawan Jerman, Euro 2012.

dr Michael Triangto, SpKO, Kepala Sub Bidang Kedokteran Olahraga Litbang Pengurus Besar Persatuan Badminton Seluruh Indonesia (PB PBSI) mengatakan bahwa sikap Suarez yang demikian, besar kemungkinan berasal dari insting bertahan yang ada pada manusia namun lepas kontrol.

"Dalam keadaan terjepit atau kesulitan, kita akan menggunakan segala macam kemampuan diri kita untuk bertahan dan survive. Mungkin ini lah yang terjadi pada Suarez atau Mike Tyson," ujar dr Michael saat dihubungi via telepon, Rabu (25/6/2014).

dr Michael mengatakan pada beberapa contoh kasus, atlet yang tidak mampu mengendalikan dirinya tersebut berkaitan dengan karakter diri mereka pada kehidupan sehari-hari dan kematangan emosional.

"Saya tidak tahu Suarez gaya hidupnya kaya gimana, tapi kalau seperti Balotelli yang hidup lepas mungkin bisa saja terjadi. Soalnya tidak mungkin orang yang pembawannya santun, tiba-tiba lepas kontrol," ucap dr Michael.

Sisi lain yang jadi pertimbangan adalah faktor kematangan emosi atlet. Pemain muda ataupun tua yang tidak memiliki kematangan emosi mudah terpicu, terutama pada pemain muda hal tersebut membahayakan karena dapat merusak karier mereka.

"Atlet jago itu biasanya tidak mau kalah, tapi harusnya suatu kemampuan disertai kematangan emosional. Atlet yang memang masih muda tapi punya skill yang matang, gak bisa dibandingkan dengan rekan-rekan lain yang tua. Itu sebabnya atlet-atlet muda gagal. Bisa gagal karena sikapnya tidak diterima bisa dia gagal karena merusak diri sendiri (jadi pecandu) atau jadi pemberontak seperti Balotelli," terang dr Michael.

Sumber: http://health.detik.com/read/2014/06/25/172253/2619242/763/gaya-hidup-dan-kematangan-emosi-pengaruhi-sikap-atlet-di-lapangan?l992206755 

1 komentar: