Massachusetts, Konon salah satu indikator kesembuhan pasien adalah kepatuhan meminum obat, sesuai dengan jam dan dosisnya. Namun entah karena alpa atau malas, banyak pasien yang sering mengesampingkan hal ini. Ilmuwan pun menciptakan mikrochip untuk memudahkan pasien meminum obatnya.
Mikrochip atau chip berukuran mikro ini dapat diisi dengan obat-obatan, kemudian setelah ditanam di dalam tubuh, chip ini akan diprogram agar bisa melepaskan obat-obatan pada waktu-waktu dan dosis tertentu, sesuai kebutuhan pasien.
Bahkan dokter juga bisa menyesuaikan dosis dan menghentikan pemberian obat pada pasien kapanpun ia mau, hanya dengan menggunakan remote control.
Penemu mikrochip ini, Robert Langer dan Michael Cima dari Massachusetts Institute of Technology mengaku sebenarnya mereka mulai mengembangkan gagasan ini bersama John Santini sejak tahun 1990-an. Bersamaan dengan proyek ini, Langer dan Cima juga bergabung di perusahaan bernama MicroCHIPS yang membantu mereka mewujudkan ide ini.
Percobaan pertama mereka dilakukan tahun 2012. Tim ini menanamkan sebuah chip di bawah kulit pinggang 8 wanita pengidap osteoporosis. Selama empat tahun, alat itu dirancang untuk melepaskan dosis obat osteoporosis tertentu secara rutin. Obat ini biasanya diberikan lewat suntikan.
Dari percobaan pertama ini saja sudah terbukti bahwa metode pemberian obat lewat chip ternyata aman dan efektif.
"Sejak saat itu, alat ini terus kami kembangkan. Bahkan versi yang baru ini hanya seukuran kepingan Scrabble dan dapat melepaskan lebih banyak obat dari sebelumnya," papar presiden MicroCHIPS, Robert Farra seperti dikutip dari CNN, Selasa (29/4/2014).
Perusahaan yang berbasis di Lexington, Massachusetts ini pun mengungkapkan rencananya untuk melepas produk chip pertama mereka ke pasaran pada tahun 2017. Produk ini berupa semacam kontrasepsi hormonal berisi hormon progestin dan estrogen, atau pil KB kombinasi.
Ketika berada dalam tubuh, chip ini nantinya dapat melepaskan dosis harian secara konsisten. Selain itu, chip ini dapat dimatikan atau dinyalakan secara wireless.
Produk chip obat versi pertama ini diklaim dapat 'bersarang' di dalam tubuh selama lima tahun. Namun tidak menutup kemungkinan peneliti akan membuat versi mutakhir dari chip ini yang dapat 'hidup' di dalam tubuh selama lebih dari 16 tahun.
Peneliti juga mengaku sedang mengembangkan chip lain untuk penyakit kronis seperti multiple sclerosis. "Bisa jadi ini nanti akan menjadi terapi baru untuk mereka karena alatnya sendiri dirancang agar bisa melindungi tubuh dari obat-obatan yang tidak stabil," imbuh Langer.
Selain itu, chip serupa dapat menyimpan rekam medis pasien, termasuk mengirimkan datanya langsung ke rumah sakit dan dokter, sehingga pihak rumah sakit tak perlu melakukan check-up secara berulang-ulang.
Bahkan chip ini bisa bertindak sebagai alat pertolongan pertama, yaitu memberikan obat bagi pasien yang berisiko mengalami serangan jantung, stroke atau reaksi alergi tertentu.
Sumber:
http://health.detik.com/read/2014/04/29/190125/2569133/763/tak-perlu-diminum-obat-obatan-bisa-digantikan-chip-yang-ditanam-di-tubuh
http://health.detik.com/read/2014/04/29/190125/2569133/763/2/tak-perlu-diminum-obat-obatan-bisa-digantikan-chip-yang-ditanam-di-tubuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar